Kekurangan Starlink yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Membeli
Starlink, layanan internet berbasis satelit dari SpaceX, menawarkan koneksi internet berkecepatan tinggi di daerah-daerah terpencil. Meski memiliki banyak keunggulan, layanan ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama di Indonesia:
1. Harga yang Mahal
- Biaya Perangkat: Sekitar $599 (setara Rp9 juta) untuk perangkat keras (antena, router).
- Biaya Berlangganan: Sekitar $110 per bulan (setara Rp1,7 juta), jauh lebih mahal dibandingkan penyedia internet fiber optic di Indonesia.
- Ketersediaan: Untuk beberapa layanan premium (Starlink Roam atau Maritime), biayanya bahkan lebih tinggi.
2. Ketergantungan pada Langit Terbuka
- Starlink membutuhkan akses langsung ke langit tanpa halangan seperti pohon, bangunan, atau gunung. Di area padat atau berbukit, kualitas sinyal bisa terganggu.
- Tidak ideal untuk pengguna di wilayah perkotaan yang sudah memiliki gedung tinggi.
3. Keterbatasan Jaringan
- Latency (Ping): Meskipun lebih baik daripada layanan satelit tradisional, latensinya (20–50 ms) masih lebih tinggi dibandingkan fiber optic (sekitar 1–10 ms), sehingga kurang ideal untuk gaming kompetitif.
- Interferensi Cuaca: Hujan deras, badai, atau salju dapat memengaruhi kualitas koneksi.
4. Skalabilitas
- Saat jumlah pengguna bertambah, ada risiko penurunan kecepatan karena bandwidth dibagi di area yang sama. Hal ini lebih terasa di daerah padat pengguna.
5. Belum Optimal di Indonesia
- Regulasi: Starlink masih perlu beradaptasi dengan regulasi pemerintah Indonesia terkait penggunaan spektrum frekuensi dan persaingan dengan provider lokal.
- Cakupan: Starlink lebih efektif di wilayah terpencil, tetapi Indonesia memiliki opsi fiber optic dan 5G yang lebih terjangkau di kota besar.
6. Dampak Lingkungan dan Astronomi
- Banyaknya satelit yang diluncurkan menyebabkan kekhawatiran terkait:
- Sampah antariksa: Risiko tabrakan satelit di orbit rendah.
- Polusi cahaya: Mengganggu observasi astronomi.
7. Instalasi dan Perawatan
- Perlu pemasangan perangkat sendiri (self-installation), yang bisa jadi sulit untuk pengguna tanpa pengalaman teknis.
- Biaya tambahan mungkin diperlukan untuk pemeliharaan atau penggantian perangkat keras.
Starlink cocok untuk daerah-daerah terpencil atau tanpa infrastruktur internet memadai. Namun, bagi pengguna di Indonesia yang tinggal di kota atau daerah dengan akses fiber optic, layanan tersebut mungkin tidak sepadan dengan biayanya.